Warung Podomoro (Revisited)

Hello again guys!

 

Gimana dengan hari ini? We hope you find it great and do the best on your daily activity! Artikel ini merupakan lanjutan dari artikel yang sudah di-post sebelumnya mengenai Warung Podomoro. Sebelum lanjut ke review makanan yang BD coba hari Minggu kemarin, you know guys what made us came back here? BD ketagihan sama 3Tnya dong! Haha.. Kebetulan hari Minggu kemarin BD juga lagi main ke Nagoya. Langsung deh cabs ke TKP meskipun tau bakal nunggu 2 jam lagi.

Nah, kali ini BD sampai di Warung Podomoro sekitar jam 19.30. BD pengen cobain menu lainnya karena BD lihat banyak banget pilihan menu yang ditawarkan, so just try it out one by one.

List Menu

Setelah ditimang-timang, BD akhirnya memesan Ayam Penyet, Sosis Idjo, 3T Merah, Ampela Kecap, Nasi Putih, dan Es Jeruk Manis. Seperti hari sebelumnya, tempat ini tetap ramai dikunjungi. Tidak banyak yang bisa BD lakukan selain ngobrol dan memperhatikan lalu lalang pengamen dan pengemis yang silih berganti tiap 15 menit. Setelah menunggu lebih dari 1 jam, si mas datang untuk menginformasikan kalau Ampela Kecap habis. Akhirnya BD coba ganti ke Lele Kecap. 10 menit kemudian, makanan BD pun datang satu per satu. Eng ing eng….

 

Ayam Penyet

Ayam Penyet

Tampaknya ga beda jauh dengan Ayam Sambal Idjo (Cabe Pisah) kemarin ya. Rasa ayamnya standar seperti ayam goreng pada umumnya. Sambalnya yang lumayan enak. Anyway, BD pengen komentar salah satu keanehan makanan Batam. Yang namanya ayam penyet, kalau di Jawa, pasti digepok atau dipenyetin dengan ulekan, makanya dinamakan ayam penyet. Nah, kalau di Batam ayam penyet = ayam goreng, ga ada yang dipenyet-penyetin sama sekali, dan hampir di semua tempat olahannya memang seperti itu. Ntah kenapa sejarahnya ayam goreng bisa dinamain jadi ayam penyet. Ada yang tau?

 

Sosis Idjo

Sosis Idjo

Melihat gambar di atas jadi ngiler rasanya. Satu porsi sosis idjo isinya lumayan banyak. Sosis yang digunakan adalah sosis ayam. Karena sosis dimasak bersamaan dengan cabe ijonya, rasa pedasnya meresap sampai ke dalam sosis. Kalau rasa sosis itu sendiri pasti semua udah pada tau lah ya. Jadi, yang menjadi keunikan masakan ini hanya dari sambalnya yang luar biasa pedas.

 

3T Merah

3T Merah

Selain ketagihan, BD juga sengaja memesan menu ini lagi untuk melihat konsistensinya. Setelah dicoba, memang rasanya tidak diragukan lagi. Sambal merahnya enak banget dan pas banget dimasak dengan 3T ini. Kalau Batam Diners mampir ke warung ini, jangan lupa nyobain menu ini ya. Buat BD, 3T sambal merah bukan hanya di peringkat recommended menu, melainkan a must try one!

 

Lele Kecap

Lele Kecap

Menu ini memang pertama kalinya BD coba sepanjang perjalanan kuliner kami. Waktu sampai di meja, tadinya bingung, ini apaan ya mas? Ternyata lele kecap. Bentuk lelenya udah ga terlalu kelihatan karena lele dipotong jadi 2, belum lagi situasinya yang memang rada gelap. Seperti menu lainnya, lele setelah digoreng, dimasak lagi dengan sambal kecap. Guess what? Sambal kecapnya enak banget! Suweerrr deh,, ga kalah dengan 3T sambal merah. Sambal kecapnya bikin ketagihan juga tuh, manisnya pas, pedasnya pas, wangi lagi, komposisinya benar-benar seimbang deh. Dimasak dengan lele, jadinya enak banget loh. For our next visit, BD bakal nyobain menu lain dengan sambal kecap dan share ke Batam Diners semua. Just stay tuned guys.

 

Untuk harga dan rekomendasi menu, Batam Diners bisa lihat di tabel berikut.

Ayam Penyet Rp13.000  
Lele Kecap Rp9.000 MUST TRY
Sosis Idjo Rp6.000  
3T Merah Rp6.000 MUST TRY
Nasi Putih Rp3.000
Es Jeruk Manis Rp5.000
Kerupuk Rp5.000

 

Waktu bayar, BD perhatikan lagi list menunya, ternyata ga ada pilihan Lele Kecap loh, tapi mereka mau bikinin tanpa banyak komentar. Ini nih yang BD suka dari orang Indonesia, fleksibel, ga seperti negara tetangga kita, diusir mungkin. Hehe.. Biasa, pengalaman pribadi.

 

BD juga penasaran dengan apa yang membuat mereka lama menyelesaikan pesanan pelanggannya. Berdasarkan analisa BD (suitt suiitttt…), mungkin karena menu yang ditawarkan sangat bervariasi dan harus dimasak satu per satu. Contoh kalau kita pesan ayam sambal idjo dan ayam sambal merah, artinya si koki bisa goreng ayamnya berbarengan, tapi waktu mau disambalin, tetap dimasak satu per satu. Bayangin aja, menu yang ditawarkan macem-macem lagi. Dan model pelayanannya, order dimasak sesuai urutan pesanan, bukan berdasarkan kesamaan order. Alhasil, kita memang harus tunggu minimal 1 jam untuk mendapatkan makanan yang kita pesan. Untuk itu, makan disini ga bisa kejar-kejaran dengan waktu. Kalau ga punya banyak waktu, sebaiknya makan di tempat lain deh. Tapi bagi BD, waiting time is totally paid off when we get our first bite on the food. So, it’s just worth it. 🙂

 

Buat Batam Diners yang belum baca review BD tentang Warung Podomoro sebelumnya, kamu bisa klik disini.

Weekend ini kesana lagi ga ya?? We’ll see! 🙂

 

Ok, that’s all guys. Till next time, see you..

Batam Dine

 

 


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *